If all stories have been told and there's only variance in their telling, what of gods then, who know all things? Future, past, present, swirled like honey around a silver spoon before stirring…
Prototype adalah proses merancang sebuah model dari suatu sistem, bisa diaktakan sebagai bentuk awal (contoh) atau standar ukuran untuk suatu objek yang akan dikerjakan nanti. Dengan metode prototyping, pengembang dan user(pengguna) dapat saling berinteraksi selama proses dan menentukan hasil yang terbaik.
Sketsa — Brainstorming dengan menggambar sketsa cepat dan kasar di atas kertas.
Wireframing — Mulai menyusun kerangka kerangka dengan kotak dan bentuk kasar.
Mockup — Menyuntikkan detail ke gambar rangka dengan warna, tipografi, foto, dan elemen desain visual lainnya.
Adapun langkah-langkah pembuatan prototipe yang bisa dilakukan adalah:
Keuntungan
Kerugian
Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu :
• Throw-away : prototype dibuat dan ditest. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype tersebut digunakan untuk membuat produk akhir (final),
kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai)
Prototype Model Throw-away
• Incremental : produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan hanya ada satu, tetapi dibagi-bagi dalam komponen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).
Prototype Model Incremental
• Evolutionary : Pada metode ini, prototypenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.
Paper Prototyping
Dalam studi antarmuka manusia-komputer, paper prototyping merupakan salah satu cara untuk melakukan usability testing yang sudah dibahas diatas tadi. Paper prototyping adalah sebuah teknik menggambarkan user interface di atas kertas sehingga memungkinkan untuk dirancang, disimulasikan, dan diuji dengan cepat. Walaupun teknik ini terlihat sederhana, teknik ini efektif digunakan sejak 1980-an dan kemungkinan besar akan lanjut digunakan di masa depan karena bukti kesuksesannya. Lalu, kapankah sebaiknya kita melakukan paper prototyping ini? Paper prototyping dilakukan pada tahap merancang sebuah antarmuka sebelum siap dikembangkan. Paper prototyping akan menjelaskan bagaimana sebuah aplikasi bekerja dengan baik dan intuitif. Umpan-umpan balik dari pengguna sangat dibutuhkan karena nantinya yang akan menggunakan aplikasi tersebut adalah mereka, bukan hanya pengembang aplikasi. Selanjutnya isu dan masukan dari pengguna tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat prototype antarmuka dalam tim desain.
Manfaat Paper Prototyping
Apa sajakah manfaat paper prototyping yang bisa diambil untuk kepentingan si pembuat produk tersebut?
1. Setiap pengguna dapat melakukan ujicoba antarmuka dengan aksi-aksi yang nyata.
Dengan melakukan paper prototyping, pengguna dapat menentukan sendiri aksi atau tugas apa saja yang bisa ia pahami dan lakukan ketika menggunakan aplikasi tersebut secara intuitif.
2. Paper prototyping tentu lebih mudah dibuat dibanding dengan computer prototyping.
Disaat seperti ini dimana teknologi sudah semakin maju, mengapa paper prototyping harus tetap dilakukan? Ya, tentu saja karena ada alasannya. Paper prototyping hanya membutuhkan keahlian menggambar di atas kertas. Jika ada yang kurang sesuai maka dapat dengan segera diperbaiki. Selain itu, hal tersebut juga dapat mengurangi kerumitan membuat prototype dalam komputer yang seringkali berhubungan dengan kemampuan menggunakan tools tertentu.
3. Memungkinkan perubahan yang terjadi secara cepat
Dengan prototyping di kertas, kita dapat membuat, mengubah, maupun membuang banyak versi dari tampilan tanpa membuang banyak waktu (rapid iteration).
4. Menambah kreativitas
Dengan tidak terbatasnya ide yang bisa digunakan dan dikembangkan, Designers bebas untuk berkreatifitas dan menyalurkan ide baru dibandingkan dengan menggunakan software.
5. Tidak membutuhkan terlalu banyak keahlian
Semua orang dapat menggambarkan idenya walaupun tidak memahami penggunaan software prototyping, seperti marketing, development, atau stakeholders yang terlibat.
6. Membutuhkan biaya dan peralatan yang praktis
Tidak hanya murah, bahkan bisa terbilang sangat simpel dengan hanya membutuhkan kertas dan pensil / alat tulis lainnya, paper prototyping sudah dapat diselesaikan. Tentunya ini berbeda dengan digital prototyping yang membutuhkan komputer, dengan spesifikasi dan software tertentu.
Secara umum, tidak ada resep baku untuk pembuatan prototipe yang sukses, tetapi ada perbedaan yang dibuat antara prototipe kesetiaan tinggi dan kesetiaan rendah. Salah satu perbedaan utama di antara mereka adalah penyempurnaan prototipe dan skenario desain.
Low-fidelity prototipyng— dikenal sebagai teknologi rendah, adalah terjemahan sederhana dan mudah dari konsep produk dan desain. Ini digunakan untuk mengubah ide-ide desain menjadi artefak yang dapat diuji dan nyata, mengumpulkan dan menganalisis permintaan pengguna pada tahap awal.
High-fidelity prototyping — adalah prototyping yang sangat fungsional dan interaktif yang cukup dekat dengan produk akhir, dengan banyak fungsionalitas dan detail yang disertakan. Ini sering digunakan dalam evaluasi kegunaan kemudian untuk menemukan masalah potensial yang mungkin ada dalam alur kerja, interaktivitas dan sebagainya.
Martial arts star Bruce Lee was famous for his fighting style called Wing Chun, and now you can learn how to whop ass like him at this four-day event in Shanghai starting April 28. Happening from…
So this week I am in Detroit for a career fair at the 45th National Convention for the National Society of Black Engineers. It was mandatory for me to come because I am the Senator for Temple’s…
This is the Ina Garten Lemon Cake Recipe you make when you want to impress. 3 cake layers based on my signature Vanilla Cake recipe that readers around the world have fallen in love with, with a…